Senin, 23 Mei 2011

KEJADIAN ALAM RAYA

Kemampuan akal manusia kalau diasah terus akan semakin tajam dan apabila tak pernah digunakan maka akan tumpullah kemampuan untuk berfikir...
Kenapa ada kita sekarang? dari mana kita sebenarnya? makhluk apakah kita? kita ini hidup di dunia, apakah dunia itu? kenapa ada dunia? bagaimana dunia ini terbentuk? 
Penulis mencoba mengambil filosofi kehidupan menurut orang dayak, yaitu Batang garing atau Pohon Kehidupan ajaran Hindhu Kaharingan asli dayak Kalimantan Tengah..

Batang Garing Bajenjang Telu 
Maedan Ranying Pandereh Bunu
Bauhat Lamiang Habaner Batu
Mandawen Dohong Manyuluh Lunju

Pohon batang garing ( pohon kehidupan )

Alam merupakan suatu hasil benturan dua kekuatan. Alam semesta terbentuk karena adanya benturan antara benda-benda langit yang dengan dahsyatnya menyemburkan api-api yang terpercik kemana-mana dan kemudian membentuk alam semesta. Alam itu kemudian terbagi atas alam yang dikuasai oleh Ranying Mahatala Langit dan dunia bawah yang dikuasai oleh Jata atau Tambun. Walaupun terdapat dua mahadewa tersebut, namun pada hakekatnya kedua mahadewa tersebut adalah satu, sebaba Jata sebenarnya tidak lain adalah bayang-bayang dari Ranying Mahatala Langit sendiri. Keduanya berbeda dan memiliki daya hidup serta kekuasaan sendiri-sendiri, tetapi keduanya memebentuk suatu keutuhan kosmis. Jika salah satu dari keduanya dihilangkan maka keseimbangan kosmis akan terganggu.
Manusia sendiri tercipta akibat terjadinya benturan berupa perkelahian antara dua ekor enggang, yaitu enggang jantan dan enggang betina yang sedang mencari dan memakan buah dari Pohon Kehidupan atau Batang Garing. Enggang betina mulai bergerak dari bawah pohon sedangkan enggang jantan bergerak dari puncak ke bawah. Ketika kedua enggang bertemu maka perkelahian hebat yang berakhir dengan matinya kedua burung tersebut setelah memporakporandakan Batang Garing. Bagian-bagian dari Batang Garing yang berserakan dan bertebaran dimana-mana kemudian memunculkan berbagai kehidupan termasuk manusia laki-laki dan manusia perempuan.
Pohon Batang Garing berbentuk tombak dan menunjuk ke atas. Pohon ini melambangkan Ranying Mahatala Langit. Bagian bawah pohon yang ditandai oleh adanya guci berisi air suci yang melambangkan Jata atau dunia bawah. Dengan demikian disampaikan pesan bahwa dunia atas dan dunia bawah pada hakikatnya bukanlah dua dunia yang berbeda, tetapi sebenarnya merupakan suatu kesatuan dan saling berhubungan.
Dahan-dahan pohon berlekuk sedemikian rupa untuk melambangkan Jata sedangkan daun-daun berbentuk ekor burung enggang. Di sini juga dilambangkan bahwa kesatuan itu tetap dipertahankan.
Buah Batang Garing ini, masing-masing terdiri dari tiga yang menghadap ke atas dan tiga yang menghadap ke bawah, melambangkan tiga kelompok besar manusia sebagai keturunan Maharaja Sangiang, Maharaja Sangen, dan Maharaja Nunu. Sekali lagi diingatkan bahwa turunan manusia harus mengarahkan pandangannya bukan hanya ke atas, tetapi juga ke bawah. Dengan kata lain manusia harus menghargai Ranying Mahatala Langit dan Jata secara seimbang. Ditafsirkan menurut pengertian kontemporer, orang Dayak haruslah mampu menjaga keseimbangan antara kepentingan keduniaan dan kepentingan akhirat.
Tempat bertumpu Batang Garing adalah Pulau Batu Nindan Tarung yaitu pulau tempat kediaman manusia pertama sebelum manusia diturunkan ke bumi. Disinilah dulunya nenek moyang manusia, yaitu anak-anak dan cucu Maharaja Bunu hidup, sebelum sebagian dari mereka diturunkan ke bumi ini. Dengan demikian orang-orang Dayak diingatkan bahwa dunia ini adalah tempat tinggal sementara bagi manusia, karena tanah air manusia yang sebenarnya adalah di dunia atas, yaitu di Lawu Tatau. Dengan demikian sekali lagi diingatkan bahwa manusia janganlah terlalu mendewa-dewakan segala sesuatu yang bersifat duniawi.
Pada bagian puncak terdapat burung enggang dan matahari yang melambangkan bahwa asal-usul kehidupan ini adalah berasal dari atas. Burung enggang dan matahari merupakan lambang lambang-lambang Ranying Mahatala Langit yang merupakan sumber segala kehidupan.
Setelah tahu asal usul manusia tersebut diharapkan kita semua bisa berbuat yang harmonis sesama manusia, manusia dengan makhluk selain manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan...
Lalu bagaimana dengan Islam??

Allah  berfirman dalam surat Al-Anbiya (surat ke-21) ayat 30 yang berbunyi ;

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ 
artinya; 
"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"
 
Lalu dalam Quran surat Fussilat (surat ke-41) ayat 11 Allah berfirman:


ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاء وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
artinya ; 
"Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
 
Kata asap dalam ayat tersebut di atas menurut para ahli tafsir adalah merupakan kumpulan dari gas-gas dan partikel-partikel halus baik dalam bentuk padat maupun cair pada temperatur yang tinggi maupun rendah dalam suatu campuran yang lebih atau kurang stabil.
 
 galaksi bima sakti
 
Sekarang bandingkan dengan ilmu modern yang berkembang mulai tahun 1920an yang mengatakan bahwa alam raya awalnya adalah ledakan yang sangat dahsyat yang menyebabkan terjadinya alam raya seperti sekarang yaitu teori BIG BANG yang kita pelajari disekolah-sekolah yang disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 miliar tahun yang lalu yang mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam sebuah titik....
Ini sudah dijawab oleh nabi kita Nabi besar Muhammad Saw yang tdk pernah mengenyam pendidikan, tidak tersentuh modernisasi sama sekali melalui Alquran diatas, kenapa kita tidak mau beriman kepada Allah dengan cara-cara yang seperti Muhammad lakukan.
 
supernova ( gambaran Big Bang )

Sabtu, 21 Mei 2011

PENCARIAN YANG TAK BERUJUNG

 بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam hidup ini kita sebagai makhluk yang bernama manusia memiliki sesuatu yang tak dimiliki makhluk lain yaitu akal. Apa yang kita lakukan tergantung dari pola pikir kita masing-masing dalam menyikapi hidup ini. Apakah kita hanya hidup seperti tumbuhan atau hewan yang tumbuh,berkembang,makan,beranak dan terus mati?? kita ini dilahirkan dibumi sebagai makhlik yang paling sempurna, memiliki akal dan kemampuan yang tak dimiliki makhluk lain. Gunakan akal dan kemampuan kita untuk menjawab tantangan yang diberikan Allah SWT.
إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِندَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لاَ يَعْقِلُونَ (الأنفال : 22)
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tulinyang tidak mengerti apa-apapun.  (Q, s. al-Anfaal / 8:22)

Realita yang terjadi dalam sebagian besar masyarakat kita sekarang adalah sudah merasa cukup dengan apa yang diusahakanya. Penggunaan akal ini seperti mengutip dalam filosofi yang terdapat dalam aksara jawa dari kyai semar bodronoyo yaitu ;

HANAning Cipta RAsa KArsa
DATAn SAlah WAhyaningLAmpah
PADHAng JAgade Yen NYumurupono
MArang GAmbaraning BATHAra NGAton

yang artinya adalah ;

keberadaan manusia dilengkapi dengan cipta, rasa dan karsa
tidaklah berlawanan dengan perjalanan kehidupan
manusia akan menemukan keselamatan
manakala ia mampu melihat alam sebagai manifestasi tuhan

Sebagai  manusia kita harus bisa menjawab tantangan Allah dalam segala bentuk pola pikir yang mengarah kepada kemaslahatan dan kemakmuran bersama, karena terjadinya alam raya ini adalah karena hukum sebab-akibat,.Untuk itu kita harus cari tahu, cari tahu dan cari tahu tentang semua yang ada dalam pandangan kita dialam jagad raya ini.
Apa yang harus kita lakukan didunia ini adalah kita harus memulai dari memikirkan tentang sesuatu, tanamkan sifat penasaran dan ingin tahu yang seluas-luasnya terhadap manifestasi tuhan agar kita tahu bagaimana harus bersikap untuk disayangi Allah SWT.
Ini semua dapat terwujud apabila manusia menggunakan otaknya untuk mencari ilmuNYA, yang membedakan antara manusia satu dengan yang lain adalah kemampuan ilmu yang dimiliknya. ilmu tak akan pernah mati meskipun jasadnya sudah mati.
Ayat pertama yang diturunkan Allah adalah Surat Al-‘Alaq, di dalam ayat itu Allah memerintahan kita untuk membaca dan belajar. Allah mengajarkan kita dengan qalam – yang sering kita artikan dengan pena. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu sampai ke liang lahat. Tidak ada Nabi lain yang begitu besar perhatian dan penekanannya pada kewajiban menuntut ilmu sedetail nabi Muhammad Saw.
Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah hanya karena dua hal; karena imannya dan karena ketinggian ilmunya. Bukan karena jabatan atau hartanya. Karena itu dapat kita ambil kesimpulan bawa ilmu pengetahuan harus disandingkan dengan iman. Tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan iman akan menghasilkan peradaban yang baik yang disebut dengan Al-Madinah al-Fadhilah.
Mulailah dari diri kita sendiri, jangan banyak menuntut, jangan menyalahkan orang lain, tetep semangad dalam menjalani hidup, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk memecahkan masalah, untuk hasil, entah itu berhasil atau gagal kita serahkan semua pada kehendak-NYA dan kita harus terima akan ketentuan dari sang Pencipta.